CyberLabs

LIPUTAN CYBERLABS DI KORAN PIKIRAN RAKYAT

LIPUTAN CYBERLABS DI KORAN PIKIRAN RAKYAT

Pada tanggal 20 November 2015, CyberLabs mendapatkan kesempatan untuk di wawancarai oleh koran Pikiran Rakyat Jawa Barat

Di dalam liputannya Syarif selaku founder sekaligus CEO CyberLabs menceritakan kisah dirinya membangun CyberLabs, tak lupa Syarif juga memberikan informasi akan produk-produk yang dibuat CyberLabs, rencana dan juga target apa yang ingin di capai CyberLabs kedepannya.  Berikut kutipan dari hasil lipuran koran Pikiran Rakyat. 

Siapa bilang software developer lokal tidak bisa bersaing dengan developer asing ? Developer lokal justru memiliki kelebihan yang tidak dimiliki developer asing. Dengan modal sumber daya manusia (SDM) 100% pribumi, develokal lokal seharusnya memiliki kedekatan emosional dan pengetahuan karakteristik pasar yang lebih baik. 

Begitulan prinsip yang dipegang Founder yang juga Chief Executive Officer (CEO) CyberLabs, Ahmad Syarif Hidayatullah, dalam menjalankan usahanya. Ia mendirikan software developer pada 2014, setelah mengundurukan diri dari pekerjaan yang sudah ia geluti selama tujuh tahun di perusahaan digital marketing. 

Berbeda dengan software developer pada umumnya yang membidik perusahaan besar, CyberLabs justru menyasar target pasar pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pertimbangannya karena belum banyak software developer yang membidik segmen tersebut, padahal kebutuhan mereka akan aplikasi tumbuh pesat.   

Saya memulai usaha ini benar-benar dari nol. Awalnya ikut-ikut acara pameran. Modalnya kartu nama. Dari sana saya dapat klien untuk membuat situs web. Itu juga dengan banting harga, yang seharusnya Rp. 5 juta, saya turunkan jadi Rp. 2 juta  katanya di sela-sela konferensi Pers PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. di Hotel Nexa, Jalan Supratman, Bandung, Kamis (19/11/2015). 

Uang dari proyek pertama tersebut kemudian ia gunakan untuk investasi, termasuk bergabung dengan komunitas dunia usaha. Langkah itulah yang akhir membuka peluangbagi Syarif untuk mendapatkan proyek-proyek pembuatan situs web dan aplikasi selanjutnya dengan sistem customize. Akan tetapi, dalam perjalannya, ia menemukan bahwa umumnya kemampuan UMKM dalam pengembangan teknologi Informasi (TI) sangat terbatas. UMKM banyak yang keberatan dengan biaya pembuatan situs web dan aplikasi yang biasanya membutuhkan biaya mulai dari Rp. 5 juta bahkan di atas Rp. 8 juta.   Mereka lebih memilih untuk memperkuat modal. Padahal, kebutuhan mereka semakin tinggi, , kata pria lulusan sekolah menengah Kejurusan (SMK) Wikrama tersebut. 

Berangkat dari persoalan tersebut, iapun membuat riset dan melahirkan mobile applications khusus untuk usaha mikro kecil menengah. Ia memangkas biaya aplikasi mobile bagi UMKM. Untuk memiliki aplikasi Mobile, UMKM cukup berlangganan Rp. 100.000 perbulan, Rp. 1 juta pertahun atau Rp 2 juta pertahun tergantung paket yang dipilih.   Aplikasi ini kami beri nama Atom. Prinsipnya memindahkan data dari komputer pribadi ke dalam mobile device.

Aplikasi ini bisa menjadi sarana untuk promosi dan database pelanggan bagi UMKM,  katanya.  Aplikasi atom bisa di akses melalui playstore di Android atau App store di Apple. Untuk akses pemesanan langsung, calon pelanggan bisa mengakses atommobile.net. Menurut dia, pelanggan bisa memilih tampilan dan menu mobile application sesuai keinginan dengan mudah karena aplikasinya memang dirancang user friendly. 

Saat ini, menurut Syarif, Atom sudah memiliki lebih dari 50 pelanggan UMKM dari berbagai sektor, mulai dari perusahana perdagangan hingga media massa. Padahal, aplikasi tersebut baru di luncurkan secara resmi dua bulan lalu. Sementara itu , total keseluruhan klien yang ia miliki selama 1,5 tahun berkecumpung dalam industri digital sudah lebih dari 100 perusahaan dari berbagai daerah.  Diakui Syarif, bukan hal muda membangun bisnis tersebut.

Ia harus menaklukan beragam tantangan, mulai dari menemukan selera pasar, mencari partner bisnis yang sevisi, mencari bauran promosi yang tepat, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan berkualitas, hingga membangun jejaring usaha.

Namun, dengan kerja keras, semua tantantan tersebut berhasil ia taklukan.  Khusus terkait developer asing, ia berpesan agar developer lokal tidak perlu takut berhadapan dengan mereka. Dengan kerja keras, developer lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, karena sejatinya lebih memahami kebutuhan dan keinginan pasar lokal. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?